BAB VI
DATA PRIBADI
1.
Tempat/Tahun
lahir dan domisili
NGADANG SEBAYANG, lahir di kampung Kuala,
pada tahun 1898. Pada tahun 1910 ia pindah dari Kuala ke Tigaberingin bersama keluarganya: ayah, ibu dan kedua adiknya,
untuk bermukim dan menetap disana. Pada waktu itu Tigaberingin ikut dihuni oleh pedagang
- pedagang dari Kenjulu karena adanya Pasar disana. Pada tahun 1915 Pemerintah kolonial Belanda menutup Pasar Tigaberingin dan para
pedagangnya disuruh pindah ke Tigabinanga.
2.
Pindah
ke Tigabinanga
Pada tahun
1916, Ngadang Sebayang bersama ibu dan
dua orang adiknya: Nampati Sebayang dan Rajakami Sebayang, pindah ke
Tigabinanga. Ibunya telah menjanda, setelah ayahnya, Telge Sebayang meninggal
dunia pada tahun 1913 Ikut pindah ke Tigabinanga, 9 Kepala Keluarga para
pedagang dengan 32 orang anggota keluarganya. Mereka menjadi cikal bakal
penduduk Tigabinanga.
Para pedagang
pindahan ini merintis kegiatan berjualan di pasar (pekan) di Tigabinanga yang
lokasinya berada disekitar tangsi polisi sekarang, yang tidak jauh dari Sungai Lau
Bengap dan Namo Ratah. Disekitar tangsi itu terdapat lahan kosong, dimana
sebelumnya ditempatkan alat-alat/ logistik pembuatan jalan yang digunakan untuk
membuat jalan raya.
3.
Tigabinanga
diresmikan dan Pemilihan Penghulu
Pada tanggal
21 Pebruari 1921, kampung Tigabinanga diresmikan dan peresmian dilakukan oleh Tuan
Controleur van Karoland, Sibayak Sarinembah dan
Rajaurung Perbesi yang datang ke Tigabinanga.Oleh Sibayak Sarinembah
penduduk disuruh berkumpul untuk mengadakan pemilihan Penghulu yang terpisah dari Penghulu Kuala. Dalam
pemilihan yang diadakan, Ngadang
Sebayang menjadi calon tunggal dan terus diangkat oleh Sibayak Sarinembah
menjadi Pengulu terhitung mulai tanggal
21 Pebruari 1921, dalam usia muda, masih belum menikah.
Ngadang
Sebayang memangku jabatan tersebut selama 46 tahun lebih sampai tanggal 31 Desember 1967 secara terus
menerus, kecuali pada masa Negara Sumatera Timur (NST) pada waktu mana ia non
aktif. Disamping itu, berdasar Ketetapan Tuan
Controleur, ia merangkap jabatan Penghulu Pekan Tigabinanga selama 20
tahun, yaitu sejak tahun 1926 sampai tahun 1946.
Tuan Controleur
van Karoland, adalah seorang Belanda setara dengan Bupati Kepala Daerah pada
masa sekarang. Wewenang pemerintahan berada
ditangannya.Sesuai dengan perjanjian pendek (korte verkelaring) yang
ditandatangani dengan Sibayak-Sibayak, dilaksanakan pemerintahan swapraja (selfbestuur) yang meliputi 5 landschap
(daerah) dipimpin oleh seorang Sibayak yaitu Sibayak Sarinembah, Sibayak Lingga, Sibayak Barusjahe, Sibayak Suka dan Sibayak
Kutabuluh. Sibayak Sarinembah, membawahi beberapa Rajaurung yaitu 1. Rajaurung XVII Kuta (Sarinembah), 2. Perbesi
(Sembelang), 3. Juhar (Juhar) dan 4. Kutabangun (Kutabangun).
Rajaurung membawahi beberapa Kampung. Rajaurung Perbesi,
misalnya membawahi kampung Kuala/Tigabinanga dan beberapa kampung lain.
BAB
VII
SILSILAH KELUARGA
1.
Keturunan
ke IX dari Raja Lambing
Silsilah Ngadang Sebayang adalah, sebagai berikut: (1) Ngadang
Sebayang (2). Ayah dari Ngadang Sebayang
(Nampati Sebayang dan Raja Kami Sebayang), adalah Telge Sebayang; (3) Ayah dari
Telge Sebayang, adalah Nelam Sebayang; (4) Ayah dari Nelam Sebayang adalah
Pantek Sebayang; (5).Ayah dari Pantek Sebayang (dan Nungge Sebayang, Cikeppen
Sebayang dan Ndamal Sebayang yang dikenal sebagai Nini Siempat), adalah R.Ngadep Sebayang. (6) Ayah dari R. Ngadep
Sebayang (dan Raja Gintar Sebayang dan La Sijurun Sebayang) adalah Nini Empong
Rasa Sebayang. (7) Ayah dari Nini Empong Rasa Sebayang (dan Nini Empong Ngadi Tua Sebayang dan Nini Empong Nandang
Sebayang) adalah Sebayang si i Rumah Derpih; (8) Ayah dari Sebayang si i Rumah
Derpih (dan Sebayang si i Rumah Tersek
dan Sebayang si i Rumah Lige) adalah
Sebayang Pertama; (9) Ayah dari Sebayang Pertama (dan 2 Saudara perempuannya)
adalah Raja Lambing.
Dengan
demikian Ngadang Sebayang adalah Keturunan ke IX dari Raja Lambing.
Terlampir Bagan Silsilah Raja Lambing.
2.
Rumah
Derpih Kuala
Ngadang Sebayang lahir di Kampung Kuala,
Rumah Gerga dari kesain Rumah Derpih.Menurut riwayatnya, Kampung Kuala
didirikan oleh 3 orang bersaudara dari Rumah Derpih, yang pindah dari Perbesi. Sedangkan 5 saudara lainnya tetap tinggal di Kampung Perbesi. Ketiga orang
bersaudara tersebut adalah: Nini Empong Nandang, Nini Empong Ngadi Tua dan Nini
Empong Rasa. Nini Empong Rasa mempunya 6 orang putera (dari 3 orang istri :
Beru Ganjang Tutur, beru Sembiring Meliala dan Beru Karo). Salah seorang puteranya
tersebut bernama, Raja Ngadep Sebayang, yang menurunkan Nini Siempat. Di Tanah Kuala, terkenal Nini Siempat yang memimpin 4 Ripe di Kuala. Ripe adalah pusat
kekeluargaan dan tanggung jawab adat dimana setiap penduduk bernaung didalamnya.
Menurut penuturan dari berbagai kalangan yang tahu, Nini Siempat mempunyai kelebihan masing-masing. 1. Pantek
Sebayang: Kaya dan Pintar; 2. Nungge Sebayang: Diplomat dan Akhli Adat; 3. Cikeppen
Sebayang: Berani dan Perkasa; 4. Ndamal Sebayang: Dukun Besar dan mempunyai “Ilmu”.
Pada dasawarsa terakhir, jumlah Ripe Rumah Derpih Kuala bertambah menjadi 10 ripe, seiring
dengan bertambahnya jumlah anggota keluarga dan potensi anggota keluarga masing-masing. Disamping itu, di Kuala terdapat kesain Rumah Julu dari Jambur Merpati yang menjadi
Senina dari kesain Rumah Derpih.
3.
Hubungan
dengan Kampung Kidupen
Hubungan dengan
Kampung Kidupen sangat erat dan dimulai dari pernikahan dari Pantek Sebayang
dengan beru Ginting Tumangger Kidupen
dan dilanjutkan oleh pernikahan
dari Bayak dan Ayah dari Ngadang Sebayang. Ketika ayahnya bernama Telge
Sebayang, meninggal dunia pada tahun 1913, jenazahnya dibawa dari Tigaberingin ke kampung Kidupen untuk dimakamkan, di pemakaman Karang Kuda. Jenazah Telge Sebayang tidak dibakar (kremasi) yang
lazim dilakukan pada masa itu. Pada
tanggal 24 Juli 1959 kerangka atau tulang belulang dari Telge Sebayang dibongkar
kembali dan tulang belulangnya diangkat ke Tigabinanga. Tulang belulangnya masih dalam keadaan utuh walaupun telah dikebumukan selama 47 tahun lebih. Pada awalnya
pihak Kalimbubu “keberatan” atas pemindahan beberenya ini, namun setelah dijelaskan alasannya oleh Penghulu Limang (Pa Rakut Sembiring
Berahmana), pihak kalimbubu dapat memahaminya. Pa Rakut Sembiring Berahmana
adalah impal kandung dari Telge Sebayang .
Alasan utama pemindahan
tulang belulang adalah karena ibunda dari Ngadang Sebayang sedang sakit-sakitan dan bila waktunya tiba, akan
di makamkan secara bersama-sama di Tigabinanga. Pada tanggal 8 Agustus 1968,
Ibunda Ngadang Sebayang bernama Enggelar
br Ginting, dipanggil oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Pemakamannya dilakukan dengan upacara kebesaran adat Karo
yaitu dengan membangun sebuah “Lige-lige”
sebuah rumah-rumahan adat Karo. Ia dianggap berhak menerima kehormatan
ini, karena dipandang sebagai Ibu Suri dari Kampung Tigabinanga. Membuat sebuah “lige-lige” sungguh tidak mudah, karena memerlukan
keakhlian tersendiri. Prosesi pemakaman dberlangsung pada tanggal 11 Agustus
1966, dengan cara mengarak “lige-lige” yang diatasnya ditempati oleh jenazah, anak-anak,
permen dan cucu-cucunya. Lige-lige yang telah dilengkapi roda, kemudian ditarik
beramai-ramai oleh Sembuyak, Anakberu dan Kalimbubu menuju pemakaman umum
dimana telah selesai dibangun sebuah makam permanen berbentuk rumah adat Karo yang amat kokoh.
4.
Hubungan
dengan Kampung Batukarang dan berdirinya Kuala Baru.
Selain
beru Ginting Tumangger, yang melahirkan
Nelam Sebayang dan Bunin br Sebayang ( Nande Pulu Limang), Pantek Sebayang kawin lagi dengan 3 orang Beru Bangun dari kampung Batukarang. Yang dinikahnyai
adalah beru Bangun dari kesain Rumah Kuda-kuda yaitu dari “Sintua” sebagai
isteri pertama.Kemudian dinikahinya lagi beru Bangun dari “Singuda” sebagai isteri yang ketiga. Isterinya yang kedua adalah dari Kesain Rumahjahe. Dari ketiga isterinya beru Bangun tersebut, Pantek
Sebayang menurunkan beberapa orang anak.
Anak laki-lakinya adalah Landas
Sebayang, Mbrahsyah Sebayang, Landa Sebayang dan Borong Sebayang dan Gading
Sebayang. Anak perempuan yang diturunkannya
adalah Lampas br Sebayang (Nande Njalapi/ Trakamalem
br Tarigan/H.Suleman Tarigan), Gundalah br Sebayang (Nande Anjan Sinulingga), Terupung
br Sebayang (Nande Rajabalik Sinulingga) dan Rudang br Sebayang. Sehingga
dengan demikian seluruh anak dari Pantek Sebayang dari keempat isterinya
berjumlah 11 orang.
Dari
keturunannya tersebut diatas, berlangsung pernikahan lanjutan dengan beru
Bangun seperti dari Rimo Kayo, Rumah
Rudang/Bolong, Reba Mbelang kecuali dari rumah Mbergang yang menjadi anak beru
dari Sebayang karena mengawini beru Sebayang anak dari Gading Sebayang. Tokoh
tokoh Bangun yang amat terkenal yang menjadi
kalimbubu Sebayang tersebut diatas antara lain Sigaramata atau Kiras
Bangun, seorang Pahlawan Nasional kemudian puteranya Mayor Payong Bangun tokoh
Angkatan 45.Tokoh pejuang angkatan 45 lainnya adalah Kapten Kontan Pri Bangun,
yang kemudian menjadi industrialis kabel yang sukses dibawah nama perusahaan
“Tranka”.
Kedudukan
Sebayang, bersama dengan merga Gurukinayan dan Purba, adalah sebagai Anak Beru
Tua Bangun Batukarang sampai sekarang.
Menarik
untuk menganalisa bagaimana Kuala Baru terbentuk di Tigabinanga, yang hampir
seluruhnya dihuni oleh Sebayang bebere Bangun, terutama oleh keturunan dari
Mberahsah Sebayang. Kemudian,terjadinya perkawinan yang mumpuni dengan Tarigan
Tigaberingin yang sejatinya adalah menjadi Bebere dari Pantek Sebayang. Terbentuknya
Kuala Baru diperkirakan karena terjadi suatu repatriasi
(pulang kampung) dari keturunan Pantek Sebayang
dan membentuk Kuala yang “baru” di Tigabinanga.
Raja
Kami Sebayang dalam bukunya “Sejarah
Sebayang Mergana” terbitan Medan bulan Mei 1986 pada halaman 26, menulis tentang Pantek Sebayang sebagai
berikut :
“BAGAIMANA PULA HALNYA MAKA
PERANGIN-ANGIN SEBAYANG KAWIN-MAWIN DENGAN
PERANGIN-ANGIN BANGUN”
Kira-kira 150 tahun yang lalu terjadilah perang saudara di Kampung Munte
Kabupaten Karo.Sepihak dari yang berperang itu dibantu oleh Perangin-angin
Bangun dari Batukarang, dan yang sepihak dibantu oleh Perangin-angin Sebayang
dari Kampung Kuala. Pihak yang dibantu marga Sebayang kalah dan salah seorang
dari marga Sebayang jadi tawanan marga Perangin-angin Bangun dan dibawa ke
kampung Batukarang. Namanya Pantek Sebayang. Sibayak Lingga dari Bintang
Meriah, anak beru dari Sebayang Mergana, datang ke Batukarang menuntut kepada
Penghulu Batukarang agar Kalimbubunya Sebayang mergana yang ditawan itu
dibebaskan. Karo-Karo Sinulingga adalah Kalimbubu dari Perangin-angin Bangun
sehingga Perangin-angin Bangun tidak dapat menolak tuntutan/permintaan
Kalimbubunya itu. Maklumlah dalam adat istiadat suku Batak Karo, pihak
Kalimbubu itu lebih tinggi dari kedudukuan Anak Beru, dan Anak Beru umumnya hormat kepada Kalimbubu. Maka dalam
satu musyawarah keluarga yang terdiri dari Sembuyak, Anak Beru dan Kalimbubu,
permintaan Karo mergana dari Bintang Meriah itu dibicarakan. Perangin angin
Bangun, Penghulu Batukarang mengusulkan,
agar Perangi-angin Sebayang yang akan dibebaskan itu dikawinkan dengan puteri
Perangin angin Bangun. Hadirin bertanya bagaimana mungkin Perangin-angin
Sebayang dikawinkan dengan beru Perangin-angin Bangun. Perangin-angin Bangun
menjawab : ‘MBENTAR MANUK KUTA BULUH, MBULAN MANUK BATUKARANG, KAI KIN NGE
LAINNA?’ Artinya ‘Putih ayam Kutabuluh’, keputih-putihan ayam Batukarang apalah
lainnya’. Maknanya Perangin-angin Sebayang telah mengawini beru Perangin-angin
Kuta Buluh, apa pula bedannya dengan Perangin-angin Bangun. Maka bulatlah mupakat
untuk mengawinkan Perangin-angin Sebayang dengan puteri Perangin angin Bangun. Pantek
Sebayang itulah yang mula-mula kawin dengan Perangin-angin Bangun. Tiga puteri
Perangin-angin Bangun jadi isteri Pantek Sebayang, seorang lagi isterinya beru
Ginting Tumangger dari Kidupen. Perkawinan ini perkawinan politik.Anak-anak dan
cucu-cucu Pantek Sebayang mengawini beru Peranginangin Bangun, bahkan anak-anak
dan cucu dari cucu Pantek Sebayang mengawini beru Bangun. Sekarang telah 5
generasi. Akhirnya Perangin-angin Bangun sendiri mengawini beru Sebayang.Demikianlah
sampai hari ini Perangin-angin Sebayang kawin mawin dengan Perangin-angin
Bangun.”
Sangat luar biasa
BalasHapusDetail dan penulisannya mengagumkan
BalasHapusBuku ini bisa di liat dimana? Atau penerbitnya siapa? Saya ingin memakainya sebagai rujukan untuk tugas. Mohon jawabannya, terimakasih
BalasHapus