BAB VIII
PERNIKAHAN DAN
KETURUNAN
1.
Pernikahan
Yang Unik
Pernikahan Ngadang
Sebayang, berlangsung dengan cukup unik. Menurut kebiasaan umum dalam adat Karo, suatu perkawinan senantiasa
dilaksanakan ditempat tinggal mempelai perempuan. Hal itu tidak terjadi pada penikahan
antara Ngadang Sebayang dengan Langrugi br Sembiring Meliala. Penganten wanita
bermukim dan menetap dikampung Juhar tetapi pernikahan berlangsung di
Tigabinanga. Keluarga mempelai perempuan memang menetap di Juhar karena ia
bebere Ginting Jadibata Juhar, walaupu berasal
usul dari kampung Sarinembah. Berangkat
dari kampung Juhar, penganten terlebih dahulu bermalam dirumah kerabatnya di kampung
Pergendangan, kemudian diarak keluarga menuju Tigabinanga. Pernikahan dapat dilakukan dengan
cara seksama karena di Tigabinanga dan Kuala terdapat keluarga Sembiring Meliala
yang menjadi Kalimbubu Taneh. Anaknya yang pertama
yang lahir dari perkawinan ini, diberi Raja Nelah Sebayang karena perkawinan
ini mengikuti “telah” dari Sibayak Sarinembah yang merekomendasi perkawinan
ini.
2.
Keturunan
Ngadang Sebayang mempunyai 6 orang, yaitu
dua laki-laki dan empat perempuan. Mereka dengan pasangannya adalah sebagai
berikut:
1.
Raja Nelah Sebayang/Malam br Ginting/Lumut
Roslina br Bangun,
2.
Katalit br Sebayang/Jakima Tarigan,
3. Ruth Kita br Sebayang/ Damianus Naik Tarigan,
4. Mr Kencana Sebayang/Erly Tarigan,
5. Jendamin br Sebayang/Drs Kitaras Sinulingga,
6. Dra. Pringetten br Sebayang/Uli Ginting.
Mr adalah singkatan dari
Meester in rerchten berarti sarjana hukum, title yang diterima ketika lulus
menjadi sarjana pada tgl 4 Juli 1962 dari Fakultas Hukum dan Pengetahuan
Masysrakat Universitas Sumatera Utara. Ia menjadi sarjana pertama dari
Tigabinanga dan Kuala dan Sarjana Hukum pertama bermarga Sebayang.
Daftar Lengkap keturunan dari Ngadang Sebayang dan tingkat pendidikan
dapat dilihat di Lampiran buku ini.
Profesi dari Ngadang Sebayang sebagai
seorang Pamong Desa, diikuti oleh
keduanya puteranya menjadi Pamong Praja dan
menjadi pejabat publik, sebagai tersebut dibawah ini :
(1)
Raja
Nelah Sebayang
Menjadi
Wakil Bupati Karo selaku Wakil Ketua DPD (Dewan Pemerintahan Daerah) Kabupaten
Karo. kemudian berubah nama menjadi
anggota BPH (Badan Pemerintahan Harian). Selama 5 tahun menjadi pejabat
pemerintahan Kabupaten Karo dari unsur dari Partai Nasional Indonesia
(PNI). Sebelumnya, pada awal perang kemerdekaan, ia menjadi Perwira Pertama TNI
AD dari kesatuan Sektor III.Kemudian menjadi
pengusaha nasional dan memimpin Firma Singalorlau yang bergerak dibidang Kilang
papan, aanemer (pemborong) dan transportasi. Menjadi politisi, terpilih sebagai
Ketua DPC PNI Kabupaten Karo, dan Ketua IV
DPD PNI Daerah Sumatera Utara.
(2)
Mr.
Kenchana Sebayang
Memilih menjadi seorang Pamong Praja setelah lulus menjadi
sarjana hukum. Pernah bertugas di Kantor
Pusat Departemen Dalam Negeri Jakarta. Karena dianggap Orde Lama, yang mendukung pemerintahan
Presiden Soekarno, ia dipindahkan ke
Pemerintah Kotamadya Makassar dan menduduki pelbagai jabatan dan membantu 3 Walikota berturut-turut, termasuk dalam
bertugas ke luar negeri. Kemudian
bertugas di sebagai Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan. Terakhir menjadi
Koordinator Widyaiswara di Diklat Depdagri di Bandung dan pensiun pada usia 65
tahun dengan Pangkat/Gol Pembina Utama
(IV/e).
Selain dari itu, seorang cucu dari Ngadang Sebayang bernama
Ir Aries Eklesia Sebayang, Alumni ITB, berniat menjadi pejabat publik dan maju menjadi Calon Bupati Kepala Daerah Karo
periode 2005-2010,
Cucunya yang lain
Ir. Andy Ardent Sebayang, Alumni ITB tidak berminat untuk menjadi pamong
praja dan memilih men-jadi professional,
menjadi wiraswasta dan hamba Tuhan di daerah Serang /Cilegon dibantu oleh
isteri dan kedua anaknya.
Cucunya yang lain, Ir. Deddy Aditya Sebayang MSc, alumni
ITB dan S2 dari Universiti Brunei Darusalam, tidak berminat menjadi pamong praja dan memilih menjadi ekspariat
profesional di perusahaan Minyak Asing, pernah beberapa tahun bertugas di
Itali, Malaysia dan Mesir di perusahaan minyak Eny dan Shell dan sekarang di perusahaan
minyak Canada di Jakarta. Deddy A. Sebayang mempunyai 3 orang anak dan lahir di
3 negara, yang tertua lahir di Jakarta, yang kedua lahir di Milan, Italia dan
yang ketiga lahir di Miri, Malaysia/Serawak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar